Perumpamaan Dengan Binatang : Semut, Laba-
Laba, Lebah
Innallaha la yastahyii ay yadriba masalam maa
badata fama fauqaha, fa ammal laziina aamanu faya'lamuuna
aannahul haqqu mir rabbihim, wa ammal laziina kafaru fa ya
quuluuna maazaa aradallaahu bi haazaa masalaa(n), yudillu bihii
kasiiraw wayahdi bihi kasira(n), wa maa yudhillu bihi illal
faasiqin(a).  (QS.2 :26)
Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak merasa malu memberi perumpamaan
apa saja, seperti nyamuk atau yang lebih kecil lagi.
Adapun orang-orang yang beriman, mengetahui bahwa itulah
suatu kebenaran dari Tuhan mereka.
Adapun orang-orang kafir akan berkata : "Apakah yang
dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?".
Dengan perumpamaan ini banyak orang disesatkan Allah dan
dengan perumpamaan ini pula banyak orang yang diberi-Nya
hidayah, dan Allah tidak membiarkan kesesatan dengan ini,
melainkan orang-orang yang fasik (durhaka).
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat) bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3:190-191)
Sekarang marilah kita perhatikan 3 jenis binatang ciptaan
Allah, yaitu, semut, laba-2, dan lebah.
1. Semut
Diantara ketiganya, semut lah yang paling rajin menumpuk-
numpuk makanan. Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya
untuk mengumpulkan makanan, sedikit demi sedikit tanpa
pernah cuti.
Semut cenderung menghimpun makanan untuk persediaan
bertahun-tahun, meskipun ia tau usianya sendiri tidak lebih dari
satu tahun.
Ketamakannya luar biasa, sehingga sering kita lihat semut
berusaha memikul sesuatu yang jauh lebih besar dari badannya,
lebih konyol lagi sesuatu itu sebenarnya tidak berguna baginya.
Manusia yang berbudaya semut :
Senang sekali menumpuk sesuatu yang tidak pernah
dinikmatinya.
Ia menggali ilmu (dengan sederetan gelar) tapi tidak
mengolahnya lebih lanjut sehingga jiwanya tetap saja kering.
Ia menumpuk-2 harta tanpa mengerti makna harta itu sendiri, ia
terus merasa fakir.
Ia bekerja terus menerus sampai larut malam seperti tidak
pernah letih dan lupa menikmati hasil dari pekerjaan tsb.
Apalagi bersyukur kepada Allah, tidak ada waktu baginya.
Aji mumpung adalah andalan ilmunya.

2. Laba-Laba
Lain lagi laba-laba, binatang ini sungguh mengerikan.
Sarangnya
meskipun lemah, jelas bukan tempat yang aman bagi makhluk
lain.
Apapun yang terjaring disana pasti akan disergapnya tanpa
belas kasihan, cara ia membunuh mangsanya pun cukup
menakutkan.
Bukan itu saja, kalau kita perhatikan lebih cermat, jantannya
(spiderman) pun seringkali dimangsa oleh spiderwomen. Luar
biasa memang laba-laba ....
Bahkan telurnya yang menetas selalu saling berdesakan hingga
saling memusnahkan sesamanya.
Firman Allah Subhanahu Wata'ala bermaksud:
"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-
pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba (labah-labah)
yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling
lemah ialah rumah laba-laba (labah-labah) kalau mereka
mengetahui". (Surah Al'ankabuut: 41)
Dinamai "Al'Ankabuut" berhubung terdapatnya perkataan
Al'Ankabuut yang berarti "laba-laba" (labah-labah) pada ayat 41
surat ini, di mana Allah mengumpamakan penyembah-
penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba (labah-labah)
yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia
berlindung dan tempat menjerat mangsanya, padahal kalau
dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja,
rumah itu akan hancur.
Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada
kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat
berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini,
padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit
juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti
yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum
Syua'ib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab
Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih
tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Manusia yang berbudaya laba-2 :
Tidak pernah berpikir apa, dimana, dan kapan ia makan, tapi
yang mereka pikirkan adalah siapa hari ini yang akan mereka
makan.
Kebutuhannya tidak hanya makan, tapi lebih karena kenikmatan
membunuh dan menyiksa mangsanya.
Manusia seperti ini tidak pernah mengenal artinya kawan, balas
budi dan belas kasihan, semuanya dilandaskan kepada
kepentingan dirinya.
Menikam kawan seiring adalah tradisi nya, seperti membunuh
jantannya.
Menangguk di air keruh adalah keahliannya, raja tega adalah
gelarnya, intrik dan fitnah adalah atributnya.
Prinsipnya hidup adalah sekali, nikmati sepuas-puasnya,
masalah akhirat itu masalah nanti.
3. Lebah
Bagaimana dengan lebah?
Lebah sangat disiplin dengan pembagian kerja yang sangat baik.
Dalam bekerja dia menghasilkan "win-win solution" dengan
tempat kerjanya. Menghasilkan pembuahan pada tanaman,
karena memindahkan tepung sari ke putik bunga.
Sarangnya dibangun segi-enam yang telah terbukti sangat
ekonomis dan kuat dibandingkan bila segi empat atau lima.
Sarangnya selalu terjaga dari benda-benda yang tidak berguna.
Makanannya pun terpilih dari sari bunga yang kemudian diolah
menjadi madu dan lilin yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Lebah tidak pernah mengganggu, sengatnya dikeluarkan hanya
dalam keadaan darurat saja, karena ia tau setelah ia
mengeluarkan sengatnya iapun akan mati. Sekarang malahan
sengatnya pun juga berguna bagi penyembuhan penyakit-2
tertentu.
Sebaliknya manusia yang berbudaya lebah :
Tidak mengganggu, apalagi merusak.
Tidak makan kecuali yang baik,
Tidak berbuat kecuali yang menghasilkan,
Tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat,
Tidak berkorban kecuali untuk kepentingan orang lain,
Tidak penakut kecuali untuk kebenaran,
Tidak menyengat kecuali untuk memberi pelajaran bagi orang
zalim.
Atau secara ringkas akhlak yang dapat diteladani dari Lebah ini
adalah :
Lebah mengisap sari pati bunga => maksudnya memakan
makanan yang baik2, yang halal;
Yang dikeluarkan dari mulutnya adalah madu => Bicara yang
baik2, bukan cacian, celaan, atau sumpah serapah. Hinggap
dimana saja tidak merusak tangkai bunga => Keberadaan
seorang muslim dimana saja sebagai rachmatan lil alamin. Kalau
lebah diusik, maka pengusiknya akan dikejar sampai
kemanapun.
Dalam masyarakat kita yang sudah cukup tua ini, terutama
didaerah perkotaan banyak sekali semut berkeliaran dan laba-2
yang siap mencaplok siapa saja. Sedangkan lebah sudah sangat
sulit ditemukan, kecuali dipelosok-2 kampung.
Rasulullah pernah beramanat bahwa seorang mukmin itu
hendaklah seperti lebah, terpelihara dari barang haram,
mendatangkan manfaat bagi orang lain, terorganisir dengan
baik, berani dan siap berjihad melawan hal2 yg maksiat.
Namun nampaknya zaman sekarang, manusia lebih suka
menambah jumlah semut dan laba-laba, ketimbang
berpartisipasi memperbanyak populasi lebah. Memang menjadi
minoritas yang berkualitas itu tidak mudah. Semoga gambaran
singkat ini dapat menggelorakan semangat jihad kita untuk
melawan hawa nafsu dan setan yang selalu menghalang-halangi
kita jadi seperti lebah. Rasulullah mengingatkan "Sabar dari
menahan nafsu itu berat, tapi menahan siksaan neraka jauh
lebih berat dari pada menahan nafsu".
Firman Allah Subhanahu Wata'ala bermaksud:
"ﻭﺃﻭﺣﻰ ﺭﺑﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺤﻞ ﺃﻥ ﺍﺗﺨﺬﻱ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ ﺑﻴﻮﺗﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺸﺠﺮ ﻭﻣﻤﺎ ﻳﻌﺮﺷﻮﻥ ﴿٦٨﴾ ﺛﻢ
ﻛﻠﻲ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺍﻟﺜﻤﺮﺍﺕ ﻓﺎﺳﻠﻜﻲ ﺳﺒﻞ ﺭﺑﻚ ﺫﻟﻠﺎ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺑﻄﻮﻧﻬﺎ ﺷﺮﺍﺏ ﻣﺨﺘﻠﻒ ﺃﻟﻮﺍﻧﻪ
ﻓﻴﻪ ﺷﻔﺎﺀ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺇﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻟﺂﻳﺔ ﻟﻘﻮﻡ ﻳﺘﻔﻜﺮﻭﻥ ﴿٦٩ ﴾ "
"Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah: "Buatlah sarang-
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-
tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan." (Surah an-Nahl: 68-69)
Surat ini dinamakan "An-Nahl" yang berarti "lebah" karena di
dalamnya terdapat firman Allah Subhanahu Wata'ala ayat 68
yang artinya: "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah".
Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan
keni'matan kepada manusia.
Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah
dengan al-Qur'anul Karim.
Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia
menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia.
Sedang al-Qur'an mengandung inti sari dari kitab-kitab
yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu
ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh
semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wabilahit taufiq wal hidayyah,
Wassalamu'alaikum Warachmatullahi Wabarokatuh.
Info menarik klik»> goo.gl/fDfzjR
Sumber : Swausaha

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top