Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ada
seonggok daging di dalam tubuh.
Jika ia baik, maka seluruh
tubuh menjadi baik.
Dan jika ia buruk, maka seluruh tubuh
menjadi buruk.
Sesungguhnya daging itu adalah hati." ( Sahih Muslim).
.
Marilah kita berdo'a untuk mulai berusaha agar
memiliki hati yang baik, insya Allah.
Inilah yang harus kita pertimbangkan...

1. Kenallah Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman: Aku seperti apa yang hamba-
Ku sangkakan.
Aku bersamanya ketika dia menyebut-Ku. Jika
dia menyebut-Ku ketika sendirian, Aku akan menyebutnya
sendiri; dan jika dia menyebut-Ku dalam perkumpulan, aku
akan menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih besar
daripadanya.
Jika dia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan
mendekat padanya sheasta.
Dan jika dia mendekat kepada-Ku
dengan berjalan,
Aku akan mendekat kepadanya dengan
cepat." ( Sahih Muslim)
Saya percaya bahwa agar mempunyai hati yang terhubung
dengan Allah subhanahu wa ta'ala, kita harus mengenal-Nya
lebih dulu.
Bagaimana kita bisa membangun hubungan yang
kuat dengan seseorang yang kita tidak kenal?
Allah subhanahu
wa ta'ala memberikan kita berbagai jalan untuk melakukan ini,
salah satunya adalah melalui Quran (saya akan membahas ini
nanti).
Jalan lain untuk mengenal-Nya adalah dengan
menghabiskan waktu mempelajari dan merenungkan nama-
nama-Nya yang kita pelajari dari Quran dan Sunnah.
Ketahuilah bahwa Dialah al-Khaliq, Dialah yang menciptakan
segala sesuatu yang kita inginkan; as-Sami'' Dialah yang Maha
Mendengar setiap do'a kita; al-Qadir, Dialah yang dapat
melakukan apapun, tidak peduli betapa tidak mungkin
tampaknya hal itu dalam pemahaman kita yang terbatas.
Ini akan membantu kita mendekatkan hubungan dengan Allah
subhanahu wa ta'ala dalam kerangka yang positif, dan
membuatnya hubungan yang dengan senang hati kita
usahakan.
Jadi ketahuilah, belajar, dan renungkan nama-nama
Allah subhanahu wa ta'ala.
2. Dengan teguh mengharapkan rahmat-Nya
Allah subhanahu wa ta'ala tidak mencari-cari alasan untuk
menghukum, menolak, atau berpaling dari kita.  
Dia ada untuk
kita ketika orang lain menjauh, dan Dia ingin menerima kita.
Nama-nama-Nya mengajarkan kita bahwa Dialah yang Maha
Penyayang, sumber dari cinta (al-Wadud), dan sumber
kedamaian (as-Salaam).
Meski begitu, kita seringkali
kehilangan harapan ketika kita berbuat salah. Menurut saya,
ini dapat menjadi penyebab kenapa hubungan kita dengan
Allah subhanahu wa ta'ala mulai renggang.
Ketahuilah bahwa kita hanyalah manusia biasa dan begitu juga
hati kita, jadi pada suatu waktu, ia mungkin hancur, mungkin
tidak bekerja dengan baik, atau kita mungkin merasakan
kehampaan di dalamnya.
Berdasarkan pengalaman pribadi,
saya dapat memberitahu anda bahwa penting bagi kita untuk
belajar mengisi kekosongan ini dengan mendekat kepada
Allah subhanahu wa ta'ala daripada mencoba mengisinya
dengan sesuatu yang lain.
Jadilah optimis bahwa Allah
subhanahu wa ta'ala akan menerima taubat anda.
Dia subhanahu wa ta'ala menyebutkan ampunan-Nya jauh lebih
sering daripada azab-Nya di dalam Quran.
Sesekali kita semua
akan membuat kesalahan, tapi penting untuk segera
menyadarinya dan mengingat Allah subhanahu wa ta'ala.
Taubat adalah proses yang terus-menerus, jadi mungkin
butuh beberapa kali percobaan sampai akhirnya kita kembali
di jalur kita.
Tapi jangan malu untuk kembali kepada-Nya,
tidak peduli betapa besar dosa itu, dan jangan pernah
kehilangan harapan dalam ampunan-Nya yang tidak terbatas.
1. Shalat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Perumpamaan dari shalat 5 waktu adalah bagaikan air jernih
di sungai yang mengalir di depan rumahmu dimana seseorang
membasuh dirinya 5 kali sehari – membersihkannya dari
segala kotoran." ( Sahih Muslim)
Saya baru-baru ini mendapat berkah sehingga bisa pergi
umrah.
Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah
bagaimana shalat lima waktu diprioritaskan di dua kota suci.
Ketika anda mendengar adzan di Mekkah atau Madinah, para
pemilik toko menutup toko-toko mereka.  Ramai orang – yang
muda dan yang tua, wanita, anak-anak, dan pria, bergegas ke
masjid untuk mendapatkan shaf terbaik. Banyak orang yang
bahkan sudah berada di masjid dan menunaikan shalat
mereka, berdo'a, dan membaca Quran berjam-jam
sebelumnya.
Anda bisa melihat orang-orang yang berwudhu'
tidak tergesa-gesa melakukannya, melainkan melakukannya
dengan seksama.
Orang-orang memprioritaskan shalat di
masjid dan tepat waktu. Mereka telah siap untuk shalat jauh
sebelum adzan terdengar.
Bahkan di luar waktu shalat, saya
memperhatikan orang-orang menyesuaikan kesibukan
mereka berdasarkan jadwal shalat dan bukan sebaliknya.
Ketika ada janji untuk bertemu seseorang, saya sering kali
mendengar mereka berkata, "Mari kita jadwalkan pertemuan
kita antara Dzuhur dan Ashar" atau "Mari bertemu setelah
Maghrib" dan tidak mengatakan "Mari bertemu pukul 5 sore."
Tapi ini bukan hanya soal shalat tepat waktu.
Apa yang lebih
penting menurut pendapat saya adalah kualitas dari shalat
kita.
Berkenaan dengan hati kita, tidak ada yang lebih penting
daripada shalat kita.
Inilah hal pertama yang akan ditanyakan
oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan jika shalat kita bagus,
maka hal-hal lainnya akan menjadi baik, insya Allah. ( Jami' at-
Tirmidzi). Artinya kualitas dari shalat kita adalah cara untuk
mengecek diri anda, keadaan iman, dan hati anda. Ini cara kita
untuk memohon kepada-Nya lima kali dalam sehari, untuk
menjaga hubungan kita dengan-Nya, dan agar hati kita tetap
terhubung dengan-Nya. Kita harus memperbaiki kualitas
shalat kita jika kita ingin memperbaiki hati kita. Jika kita tidak
memiliki konsistensi itu, makanan untuk ruh itu, hati kita
secara otomatis akan terpengaruh.
Shalat lima waktu dapat dilihat sebagai penyegar yang terus-
menerus bagi iman kita. Ia menyegarkan kita secara ruhani
jika kita mengerjakan shalat secara sadar, dan tidak
mengerjakannya hanya untuk menunaikan kewajiban.
Masalah bagi banyak dari kita adalah kita tidak lancar dalam
bahasa Arab, jadi kita mungkin merasa tidak terhubung
dengan shalat karena kita tidak mengerti apa yang kita baca.
Jadi ini tergantung pada kita untuk menjadi proaktif dan
mencari cara untuk memahami bacaan shalat kita, misalnya
dengan melakukan kajian terhadap beberapa ayat yang kita
baca, memahami artinya, dan sebagainya.
2. Membaca dan Memahami Quran
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." ( Qs ar-Ra'd[13]:
28)
Saya yakin kita semua pernah berada dalam situasi dimana
kita menghadiri sebuah ceramah atau event Islami, lalu
pulang ke rumah dan merasakan meningkatnya keimanan kita
secara signifikan.
Tapi kemudian, setelah seminggu atau
beberapa lamanya, kita merasakan keimanan kita kembali
turun.
Bayangkan skenario ini: Jika anda ingin menasihati
teman anda yang ingin memiliki postur tubuh yang bagus,
apakah anda akan menyarankan mereka untuk mengangkat
beban selama tiga jam, lalu hal ini cukup dilakukan setahun
sekali? Andaikan semudah itu! Sebagaimana mengangkat
beban setiap beberapa bulan sekali selama beberapa jam
tidak akan berdampak apa-apa pada tubuh kita, mengingat
Allah subhanahu wa ta'ala sekali dalam seminggu atau sekali
dalam sebulan juga tidak akan berdampak apa-apa bagi
ruhani kita. Dengan tujuan agar konsisten mengingat Allah
subhanahu wa ta'ala, selain kita harus melaksanakan shalat
lima waktu sebagaimana disebutkan di atas, kita juga memiliki
Quran, yang bukan hanya untuk dijadikan pajangan di rak
buku kita melainkan diturunkan untuk dibaca, dihidupkan,
dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman kepada kita dalam Quran
bahwa hati kita menemukan ketenangan dan kedamaian sejati
dengan mengingat-Nya. Karena Quran dikatakan sebagai
pengingat yang terbaik, maka ia menjadi komponen penting
untuk membuat hati kita tetap teguh. Tapi berapa banyak dari
kita yang benar-benar berusaha untuk memahami kitab-Nya?
Berapa banyak waktu yang benar-benar kita gunakan secara
konsisten?
Saya pribadi percaya bahwa membaca Quran, meskipun kita
mungkin tidak memahami atau tidak mengingat semuanya,
adalah cara untuk menyucikan hati kita dan membuat
perubahan dalam diri kita. Tapi agar dapat merasakan efek
dari firman-Nya kepada kita, kita harus mau mengkaji lebih
dalam untuk memetik manfaat yang begitu berharga dari
makna ayat-ayat-Nya.
Saya pernah mendengar perumpamaan
yang ingin saya bagikan kepada anda: bayangkan anda
mendapat sebuah surat dari seorang raja, seorang presiden,
atau siapapun yang mempunyai jabatan tinggi.
Meskipun
suratnya ditulis dalam bahasa asing, anda akan mencoba
mencari cara untuk menerjemahkannya karena anda sangat
ingin tahu apa isinya.
Quran bisa dilihat sebagai sebuah surat
bagi umat manusia dan ini bukan surat dari seseorang! Ini
sebuah pesan dari Tuhan yang memiliki langit dan bumi itu
sendiri! Merupakan sebuah pengalaman yang paling
menyejukkan ketika kita bisa mendekatkan diri dengan Quran
dan mengambil permatanya untuk memperkaya kehidupan
pribadi anda dan mencerahkan hati anda.
Apa yang harus
anda lakukan adalah cukup dengan berkomitmen dan
tetapkan waktu tertentu setiap harinya dimana anda dapat
duduk, membaca, dan merenungi Quran, meskipun hanya
satu ayat setiap harinya.
Salah satu waktu yang
direkomendasikan adalah setelah shalat Subuh karena inilah
waktu yang penuh berkah, tapi menurut saya hal yang paling
penting adalah anda menemukan waktu yang paling tepat
agar anda dapat melakukannya secara konsisten.
1. Dekatkan diri anda dengan orang-orang yang
mengingatkan anda kepada Allah subhanahu wa ta'ala
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Perumpamaan teman yang shaleh dan teman yang jahat
adalah bagaikan penjual parfum (misik) dan seorang pandai
besi. Bagi penjual parfum, dia dapat memberikanmu sesuatu,
atau kamu bisa membeli sesuatu darinya, atau kamu bisa
mengambil manfaat dari baunya yang harum. Sedangkan
untuk pandai besi, dia mungkin bisa membakar pakaianmu,
atau kamu akan mencium baunya yang tidak
mengenakkan." ( Sahih Bukhari)
Bahkan jika anda berjuang untuk memperbaiki diri anda dan
menyucikan hati anda, hal ini akan menjadi sangat sulit jika
teman-teman anda tidak baik. Sebagaimana sebagian orang
dapat berdampak positif bagi anda, sebagian orang lainnya
dapat meracuni anda. Dengan begitu, kualitas jauh lebih
penting daripada kuantitas berkenaan dengan teman-teman
yang anda pilih untuk menghabiskan waktu bersama.
Sepenuhnya normal bagi kita untuk melewati fase dimana
iman kita naik dan turun, tapi jika kita memiliki teman-teman
yang baik dan tidak menyendiri, kita dapat mencegah
keimanan kita turun hingga ke titik yang sangat rendah.
Bertemanlah dengan orang-orang yang mendekatkan diri
anda kepada keshalehan, teman-teman yang mengingatkan
anda kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan mendorong anda
untuk melakukan amal-amal kebaikan, teman-teman yang
mendukung anda dan percaya pada anda pada masa-masa
yang baik, begitu juga pada masa-masa yang sulit.
Pergilah, atau atur jadwal untuk pertemuan mingguan secara
berkala dimana anda pergi bersama-sama dengan teman-
teman Muslim anda dan mendiskusikan hal-hal yang terjadi
dalam hidup anda. Bacalah kitab-Nya bersama-sama,
renungkan firman-Nya, beribadah bersama, makan bersama,
dan jalinlah tali silaturahmi dengan mengharap ridha-Nya.
Anda mungkin melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh teman
di sebelah anda, dan begitu pula sebaliknya, sehingga anda
bisa mengambil manfaat dari sudut pandang masing-masing.
Para malaikat datang ke perkumpulan dimana nama Allah
diingat, jadi bayangkan betapa berkahnya perkumpulan
mingguan itu. Anda akan langsung merasakan efeknya pada
hati dan ruhani anda, insya Allah.
2. Berhenti sejenak dan nilai diri anda
Secara berkala nilailah keadaan hati anda dan pikirkan
bagaimana anda mempengaruhi orang lain.
Apakah karakter
dan cara anda berbicara dan memperlakukan orang lain
membuat mereka lebih dekat kepada Allah subhanahu wa
ta'ala, atau malah membuat mereka menjauh? Saya percaya
bahwa aspek fundamental dari menyucikan hati dimulai
dengan memperbaiki karakter dan mengembangkan etika
yang mendasar.
Ketika anda melalui masa-masa sulit dalam
hidup anda, pergilah keluar dan tolonglah orang lain untuk
menghadapi masalah mereka.
Dengan begini, anda dapat
mengganti fokus anda dari diri pribadi menjadi sesuatu yang
lebih positif dan komprehensif dan dapat menangani hal-hal
yang menjadi masalah anda dengan tenang.
Kita semua dapat melakukan bagian kita dalam membuat
dunia ini menjadi lebih baik bagi orang lain.
Ini mungkin tidak
mempengaruhi semua orang, tapi jika hal ini dapat
mempengaruhi bahkan satu orang saja, meski mempengaruhi
hati satu orang saja, maka ia tetap bernilai dan ia tetap
membuat perubahan.
Anda akan menyadari bahwa apa yang
anda lakukan untuk orang lain tidak hanya berdampak pada
mereka, tapi juga membuat hati anda menjadi lebih lembut.
Ketika kita melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
para Sahabat beliau, kita bisa melihat bahwa mereka tidak
pernah membuat seseorang merasa kesepian atau seakan-
akan orang itu menjalani cobaan seorang diri.
Mereka tidak
merendahkan atau meninggikan seseorang atau menghakimi
mereka.
Jadilah teman sejati kepada orang lain sehingga
mereka merasa nyaman berbicara dengan anda.  Pikirkan
bagaimana menjadi Muslim tidak hanya bermanfaat bagi
anda, tapi juga bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling
anda.
Saya berharap artikel ini dapat menjadi inspirasi bagi anda
untuk memberi nutrisi pada hati anda dan menyajikan anda
dengan nasihat-nasihat yang dapat dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Keadaan hati anda akan menentukan
bagaimana anda memandang dunia di sekitar anda.
Sebagaimana kita menjaga tubuh dan jiwa kita, kita juga harus
menjaga hati kita.
Luangkan waktu untuk merenungkan hal-
hal yang terjadi dalam diri anda yang harus disembuhkan dan
diberi obat.
Tidak ada di dunia ini yang dapat memberikan
anda melebihi apa yang dapat diberikan oleh hati yang merasa
ridha, hati yang terhubung dengan Sang Pencipta.

Info menarik klik»> goo.gl/fDfzjR
Referensi: productivemuslim.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top